CIPTAKAN KARAKTER DENGAN TEKNOLOGI CETAK


CIPTAKAN KARAKTER DENGAN TEKNOLOGI CETAK

Shinta Eka

 

Serbuan teknologi mendorong perubahan dalam dunia desain. Desainer dianjurkan merangkul dan terus mempelajari teknik baru di dunia percetaka untuk menghasilkan karya yang stand out. Dunia desain terus berubah, dari yang semula dua dimensi menjadi empat dimensi, objektif menjadi eksperimental, kaku menjadi cari, dan sebagainya. Desainer pun dituntut untuk meninggalkan ego dan berkolaborasi dengan desainer lain dalam tim untuk memenuhi kebutuhan klien. Hasil kerja desainer bukan lagi dipandang sebagai karya seni semata namun merupakan gabungan strategi pemikiran untuk mencapai hasil terbaik dan estetis yang tepat sasaran. Firma desain grafis bertransformasi menjadi perusahaan branding.

Penyebab perubahan yang paling kentara adalah perkembangan teknologi. Desain yang awalnya mengutamakan keterampilan kini bergeser kea rah pemanfaatan teknologi secara maksimal. Di tengah serbuan teknologi, desainer harus mampu mengantisipasi bagaimana produk desain yang masih menggunakan medium kertas menjadi sesuatu yang istimewa. Caranya, dengan merangkul teknologi percetakan atau printing.

TEKNIK COLD FOIL YANG LEBIH IRIT DAN EFEKTIF

Kemajuan teknologi percetakan membuat desainer grafis bisa membuat karya cetak dua dimensi menjadi lebih menarik, atraktif, dan hidup. Teknik seperti chemical emboss atau thermography yang digunakan di atas kertas bertekstur membuat karya desain memiliki rasa yang lebih kuat. Dimensi, interaktivitas, dan layer juga bisa diperoleh dengan menggunakan teknik lenticular. Intinya, desainer harus berani bereksperimen.

Salah satu teknik cetak paling baru adalah cold foil yang merupakan pengembangan teknologi hot stamping namun dengan proses yang lebih cepat dan efisien karena langsung diterapkan dalam proses cetak. Selain itu, cold foil dapat digunakan untuk material yang lebih luas dan menghadirkan warna unik dan lebih mengkilap tanpa perlu menggunakan kertas bertekstur metalik yang mahal.

Teknik cold foil diaplikasikan dengan menggunakan mesin ceta offset enam warna dengan tambahan unit foiling terintegrasi di bagian atas unit kedua dan ketiga mesin. Pada unit pertama, tinta yang bersifat merekatkan dicetak dengan cara yang sama seperti tinta offset yakni dengan menggunakan pelat offset.

Lapisan foil akan diaplikasikan ke tinta perekat itu pada unit kedua sehingga huruf atau gambar yang sudah dicetak berubah menjadi mengkilap. Unit ketiga hingga kelima mesin cetak digunakan untuk mencetak di bagian atas foil tersebut dan bagian lain kertas. Sementara unit terakhir digunakan untuk mencetak lapisan protektor.

HUBUNGAN ANTARA DESAINER DENGAN PERCETAKAN

Dalam Seminar Desain Grafis yang diadakan PT Indonesia Printer di Hotel InterContinental di Jakarta, akhir Juli lalu, pendiri studio desain LeBoye, Hermawan Tansil, mengungkapkan bahwa desain berfungsi untuk menambah nilai bagi sebuah produk sehingga produk tersebut bisa memperkaya kehidupan masyarakat. Menurut Hermawan, desainer grafis harus bisa berperan seperti art director dalam film yakni menciptakan karakter. Untuk itu desainer grafis, lanjut Hermawan, harus mengutamakan perspektif branding.

Karakter kuat diperlukan untuk menjadikan sebuah produk berbeda dari produk sejenis. Sebuah riset mencanegara menunjukkan bahwa konsumen dihadapkan pada 30 ribu pilihan ketika mereka mengunjungi sebuah toko serba ada dan hanya memiliki waktu seperenam detik untuk mengidentifikasikan produk. Riset yang diungkapkan Presiden Direktur PT manroland Indonesia, Tim Klappe, ini juga memperlihatkan bahwa sebanyak 75 persen pembelian dilakukan dorongan impulsif.

Meski penelitian ini tidak dilakukan kepada konsumen di Indonesia, namun jelas menunjukkan bahwa para calon pembeli di swalayan membutuhkan waktu sangat singkat untuk memilih. Maka desainer harus mampu membuat produk yang menonjol. Desainer harus merancang sesuatu yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya dan kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan teknik percetakan offset.

Hermawan mengimbau agar para desainer mengubah perilaku terhadap percetakan dan memperlakukan percetakan dan memperlakukan para pekerja di percetakan sebagai rekan dan konsultan, bukan tukang. Percetakan adalah bagian yang sangat penting untuk membuat karya desain yang berkualitas. Maka, komunikasi dengan pihak percetakan harus dijaga untuk mencapai solusi dalam membuat karya desain yang tricky.

Sumber : ISSUE 11 .2010   V E R S U S   INDONESIAN CREATIVEPRENEURSHIP MAGAZINE

 

 


Leave a Reply